Bupati Tasdi Borong Jajanan Pasar Serba Seribu

Bupati Tasdi Borong Jajanan Pasar Serba Seribu

Borong Jajan

Purbalingga – Bupati Purbalingga Tasdi dan Wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi memborong jajanan pasar serba seribu pada kegiatan Festival Jajanan Pasar dalam rangka Bulan Kemerdekaan Kabupaten Purbalingga. Sebelum membuka acara yang dipusatkan di pelataran parkir barat Stadion Goentoer Daryono, Bupati Tasdi sempat memprovokasi seluruh pejabat yang mengikutinya supaya menyiapkan uang untuk membeli jajanan pasar yang disiapkan para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) se-kabupaten Purbalingga.

“Kita hadir bukan hanya meresmikan tetapi ikut membeli apa yang sudah dibuat oleh rakyat. Sekaligus sebagai bentuk kebersamaan untuk mengembangkan jajanan pasar ini lebih bernilai ekonomi,” katanya sembari menata jajanan yang sudah dibeli bersama istri Ny Erni Widyawati Tasdi di mobilnya, MInggu (14/8/2016).

“Nanti kita bagikan kepada warga sekitar rumah di Karangreja,” lanjutnya.

Aksi borong jajanan juga diikuti oleh Wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi dan suami Rizal Diansyah serta seluruh pejabat yang ikut hadir pada kegiatan tersebut.

Bupati mengaku bangga dengan kreativitas yang dilakukan para ibu-ibu yang telah mampu membuat produk lokal meski kebanyakan dari mereka berasal dari desa. Menurut Bupati, tinggal bagaimana Pemkab Purbalingga memfasilitasi baik dari aspek permodalan, pengelolaan manajemen dan pemasaran. “Termasuk kita harus sering mengadakan kegiatan seperti ini (Festival Jajanan Pasar-red) untuk mempromosikan mereka,” katanya.

Bupati Tasdi bahkan berencana pada perayaan Hari Jadi Purbalingga Desember mendatang, akan diselenggarakan festival kuliner yang lebih besar.

Sementara, Wakil Bupati Dyah Hayuning Pratiwi meminta potensi kuliner di Purbalingga dapat lebih dikembangkan sehingga mampu menjadi kuliner dan jajanan khas Purbalingga. “Kami berkomitmen untuk mengembangkan UMKM di Purbalingga.Kita data potensi-potensi yang dapat didorong untuk lebih berkembang dan dapat menjadi ciri khas kabupaten Purbalingga,” katanya.

Dukungan serupa dilakukan oleh Ketua Tim Penggerak PKK Ny Erni Widyawati Tasdi. Dirinya mengapresiasi penyelenggaraan Festival Jajanan Pasar yang mengangkat potensi kaum ibu dalam membantu ekonomi keluarga. “Saya kira pada peringatan Hari Jadi Purbalingga dapat diadakan lebih besar lagi,” katanya.

Kasi Pembinaan dan Pengembangan UMKM pada Dinperindagkop Purbalingga Adi Purwanto mengatakan kegiatan Festival Jajanan Pasar rutin diselenggarakan untuk mengangkat potensi-potensi lokal yang sudah berkembang di Purbalingga. Untuk kegiatan festival bulan kemerdekaan ini, menurut Adi diikuti oleh jajanan pasar yang berkembang diseluruh antero Purbalingga seperti daerah utara dari Desa Rembang, Sumampir, Bobotsari, Pekuncen, Goa Lawa dan lainnya. Juga diikuti para perajin dari Bukateja, Kutawis, Kemangkon, Pasar Badog, Pasar pagi Gang Sawo, dan dari Kajongan, Bojongsari.

“Di Purbalingga banyak sekali makanan tradisional yang berkembang namun sudah mulai dilupakan. Kita kenalkan kembali melalui festival seperti ini. Sehingga masyarakat akan mengenal kembali makanan tradisional yang ada di Purbalingga. Harapan kita kemudian menyukainya,” jelasnya.

Adi Purwanto berjanji, pihaknya akan terus terus melakukan pembinaan untuk mengangkat kembali makanan tradisional tersebut sehingga bisa menjadi makanan tradisional yang khas Purbalingga dan bisa dicari oleh masyarakat luar Purbalingga. “Kedepan akan kita bina terus dengan memberikan kemasan yang lebih baik dan bisa menjadi oleh-oleh khas Purbalingga. Dengan demikian makanan tradisional kita akan lestari,” katanya. (Hardiyanto)

Bupati Minta Buktikan Kerja Nyata Untuk Rakyat

Bupati Minta Buktikan Kerja Nyata Untuk Rakyat

Bupati Gebrak Desa Sumampir 1

PURBALINGGA – Gerakan kerja bakti yang dirangkai dengan berbagai kegiatan, seperti tanam pohon, perbaikan sarana prasarana dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) serta pemberian tali asih bagi warga tidak mampu di desa-desa di Purbalingga yang di canangkan oleh Bupati Purbalingga Tasdi dan Wakil Bupati (Wabup) Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi tidak hanya acara seremonial. Diharapkan melalui gerakan tersebut dapat tercipta gerakan nyata atau hasil nyata dari pemerintah kabupaten (Pemkab) untuk rakyat di desa-desa.

 

“Target pemerintah daerah dari kegiatan tersebut adalah kerja nyata atau hasil nyata dan memberikan bukti nyata kepada rakyat dan tidak hanya pidato saja,”kata Bupati Purbalingga Tasdi saat kegiatan Gebrak Gotong Royong di Desa Sumampir Kecamatan Rembang Jum’at (12/8).

Menurut Bupati, dengan berbagai kegiatan yang dilaksanakan melalui Gebrak di setiap desa diharapkan dapat memberi manfaat tidak sekedar konsep atau teori saja, akan tetapi bukti dari kegiatan tersebut agar dapat dirasakan masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan. Selain itu, dengan adanya kegiatan tersebut, selain sebagai silaturahmi juga merupakan bentuk kehadiran negara kepada masyarakat yang butuh perhatian dari pemimpinnya.

“Untuk itu, kami hadir juga dalam rangka silaturahmi dan mengucapkan terimaksih kepada seluruh lapisan masyarakat yang telah menyengkuyung untuk membangun Purbalingga bersama saya dan ibu wabup yang punya misi membangun keseimbangan antara desa dan kota,”jelasnya.

Bupati menambahkan, bahwa melalui misi tersebut, yaitu menyeimbangkan pembangunan antara kota dan desa diharapkan prasarana maupun infrastruktur yang memadai tidak hanya di wilayah perkotaan saja. Akan tetapi, melalui misi tersebut desa pembangunnany akan seimbang dengan wilayah kota dan akan diwujudkan melalui kerja nyata.

“Kalau di kota ada jalan mulus beraspal, di desa juga harus ada, begitu juga di kota banyak lampu, di desa juga harus ada, sehingga keseimbangan antara desa dan kota akan sama. Untuk itu, melalui kegiatan ini harus ada hasil nyata bukan hanya seremonial saja,”tuturnya.i

Dalam kesempatan tersebut, selain melakukan kerja bakti, tanam pohon di sepajang jalan Dukuh Kembang Desa Sumampir dan pemeriksaan jentik nyamuk di rumah warga juga memberikan tali asih/bingkisan untuk warga tidak mampu. Rombongan bupati bersama pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) juga melakukan gotongroyong kerja bakti memperbaiki jalan penghubung Dukuh Kembang ke Pasar Sumampir dan tahun ini Pemkab Purbalingga menganggarkan Rp1 miliar untuk perbaikan jalan.

“Kegiatan tersebut, juga dalam rangka menghidupkan kembali budaya gotong royong dimasyarkat yang semakin hilang. Jika gotong royongnya baik, maka pemerintahannya juga akan berjalan baik dan saya bersama bu wabup menjadi pemimpin juga merupakan gotong royong dari semua lapisan masyarakat, sehingga tahun ini ada anggaran satu miliar rupiah untuk perbaikan jalan dari pasar menuju Dukuh Kembang,”tuturnya. (Sukiman)

Hello world!

Welcome to WordPress. This is your first post. Edit or delete it, then start writing!

2017, Purbalingga Dapat Alokasi Bansos RTLH 1.280 Unit

2017, Purbalingga Dapat Alokasi Bansos RTLH 1.280 Unit

RTLH

PURBALINGGA – Kabupaten Purbalingga pada 2017 mendatang direncanakan mendapat alokasi bantuan sosial rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dari pemerintah provinsi Jawa Tengah sebanyak 1.280 RTLH. Hal itu terungkap saat kegiatan Rapat Verifikasi Kegiatan Rehabilitasi RTLH Bantuan Gubernur Tahun Anggaran 2017, di Operation Room Graha Adiguna, Rabu (3/8).

Alokasi bansos itu meningkat lebih dari lima kali lipat dibandingkan dengan alokasi bantuan gubernur pada kegiatan Rehab RTLH 2016 ini yang hanya mendapat 240 unit. “Kebijakan pengentasan kemiskinan melalui program perbaikan RTLH oleh Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2017 nanti diminta melakukan penanganan sejumlah 30.000 unit RTLH. Purbalingga sendiri mendapat alokasi 1.280 unit,” ujar Arif Hendarmanto dari Dinas Cipta Karya Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah.

Menurutnya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga meminta Bupati / Walikota untuk bersama-sama melakukan sinergitas program penanggulangan kemiskinan dengan target penanganan 100.000 unit RTLH tiap tahun. “Target itu dengan asumsi proporsi 20 persen APBN, 30 persen APBD Provinsi dan 50 persen APBD kabupaten/kota. Ketemunya ditangani APBN 20.000 unit, APBD Provinsi 30.000 unit dan APBD Kabupaten/kota 50.000 unit,” jelasnya.

Pada kegiatan perbaikan RTLH 2016 dan 2017 nanti, lanjut Arif, menggunakan mekanisme baru berdasarkan evaluasi kinerja penanganan kemiskinan dinilai BPK masih kurang maksimal. Pada 2017, penentuan penerima RTLH didasarkan pada sumber data Pemutahiran Basis Data Terpadu (PBDT) 2015 sebanyak 1.682.723 RTLH.

Untuk kabupaten Purbalingga menurut PBDT 2015 terdapat jumlah RTLH sebanyak 69.601 RTLH. Dengan rincian prioritas 1 sejumlah 11.615 RTLH, prioritas 2 sebanyak 19.546 RTLH dan prioritas 3 sebanyak 38.440 RTLH. “Penerima bansos RTLH 2017 wajib terdaftar pada data base PBDT 2015,” katanya.

Sementara, Sekretaris Bappeda Purbalingga Much Umar Faozy membeberkan validasi data PBDT yang dilakukan pemkab Purbalingga. Dari data terdapat selisih jumlah RTLH lebih dari 42 ribu unit. “Selisih itu karena masih dijumpai rumah yang bukan kategori RTLH masih terdata pada PBDT 2015. Seperti rumah yang berlantai keramik dan dinding tembok. Kita sudah cek ulang dan kita memiliki datanya by name by address,” katanya.

Umar Faosy menambahkan, menurut data PBDT 2015 jumlah RTLH kabupaten Purbalingga mencapai 69.601. Namun menurut pendataan pemkab yang masuk kategori RTLH hanya 27.533 unit. Sehingga selisihnya sebanyak 42.068 RTLH.

Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Budaya Bapermasdes Purbalingga Eko Meiyono menuturkan pada 2016 ini kabupaten Purbalingga mengalokasikan anggaran APBD untuk kegiatan rehab RTLH sebanyak 2.150 unit dengan stimulant masing-masing RTLH Rp 10 juta. Jumlah itu belum ditambah dengan kegiatan rehab RTLH yang dilakukan desa dan kelurahan menggunakan dana desa yang jumlahnya tiap desa berfariasi.

“Pada 2017 rencananya akan dianggarkan untuk penanganan 3000 unit. Sedangkan pada Oktober nanti akan dilakukan rehab RTLH secara serentak sehingga target 2.150 RTLH dapat terselesaikan,” jelasnya. (Hardiyanto)