Salah satu pembicara sekolah lapang sedang berdiskusi dengan warga desa rintisan kawasan perdesaan di Balaidesa Patemon, Rabu (19/9)

Empat desa di Kecamatan Bojongsari dipersiapkan menjadi kawasan perdesaan yakni Desa Kajongan, Desa Gembong, Desa Banjaran dan Desa Patemon. Keempat desa tersebut akan dijadikan kawasan dengan istilah “Kagem Bapa Tani” yang berarti kajongan, Gembong, Banjaran, Patemon Tekun Amanah Niat Ibadah.

“Jadi masing-masing desa ini nanti akan saling bekerjasama dan kebetulan setelah dilihat dari hari pertama sampai hari ketiga ternyara yang digali oleh mereka di bidang pertaniannya,” kata Ketua Tim Sekolah Lapang di Kawasan Sungai Serayu Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018, Catur Brotosusilo saat ditemui di Balaidesa Patemon, Rabu (19/9).

Catur menyampaikan kawasan perdesaan ini memang sebagai hasil dari adanya kegiatan Sekolah Lapang di Kecamatan Bojongsari yang diikuti empat desa tersebut. Potensi yang akan dikembangkan oleh kawasan “Kagem Bapa Tani” ini adalah pertanian.

“Di sini saya lihat pertanian tapi tidak menutup kemungkinan ke yang lain sebab dari desa-desa yang lain tadi setelah diidentifikasi itu ada juga home industry seperti sapu dan sebagainya itu bisa juga diangkat untuk kawasan ini,” ujarnya.

Untuk menjadi satu kawasan perdesaan tentu dibutuhkan kerjasama yang baik antara Pemerintah Desa dan masyarakat. Kemudian mendapatkan dukungan dari Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kecamatan.

“Setelah empat desa itu kerjasama sudah adakesepakatan atau MoUnya kemudian diajukan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) untuk ditetapkan sebagai kawasan sesuai UU No 6 Tahun 2014 tentang Desa,” tutur Catur.

Setelah terbentuk kawasan dan sudah berjalan dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Desa, Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispermasdesdukcapil) Provinsi Jawa Tengah melalui Sub Bidang Pengembangan Kawasan Perdesaan akan terus membina dan memantau pengembangan kawasan perdesaan tersebut. Kemudian setelah berjalannya kawasan ini, program-program yang memang sudah ada harus terus dikembangkan.

“Kami harapkan dinas-dinas terkait itu bisa mendukung kegiatan ini ke depan sesuai tupoksinya masing-masing,” harapnya.

Ke depan untuk menghasilkan pertanian yang berkualitas, permasalahan yang saat ini ada seperti masalah kemiringan tanah, pengerjaan tanah, pemasaran dapat diatasi dan dicari solusinya. Sehingga hasil yang nanti didapatkan kawasan perdesaan ini bisa melakukan swasembada beras.

“Kalau saya lihat tadi banyak sekali kendala-kendala seperti sawah tidak rata jadi panen terkendala setahun hanya du akali terus hasilnya kurang maksimal dari masing-masing desa masih sendiri-sendiri, jadi dengan adanya kawasan ini keempat desa ini nanti bisa bekerjasama menjadi kawasan yang satu tujuan,” ungkap Catur. (PI-7)