Desa Wajib Fasilitasi Usaha Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Desa Wajib Fasilitasi Usaha Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

Seiring meningkatknya alokasi dana yang dikelola oleh desa, Plt Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, SE, BEcon, MM meminta pemerintah desa lebih meningkatkan perhatian terhadap usaha-usaha pemberdayaan ekonomi masyarakat. Alokasi dana yang digunakan untuk pemberdayaan masyarakat sangat penting untuk meningkatkan tambahan pendapatan masyarakat sehingga secara pasti dapat meningkatkan kesejahteraanya.

“Dana APBDes yang dimanfaatkan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat juga diharapkan mampu membuka lapangan pekerjaan di desa yang dapat dinikmati oleh sumber daya manusia di desanya. Ini juga salah satu cara pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh Desa,” kata Plt Bupati Tiwi saat meninjau kegiatan Kelompok Wanita Tani Sri Lestari Desa Nangkod Kecamatan Kejobong, Rabu (3/10).

 

 

KWT Sri Lestari yang ketuai oleh Yuli Magfiroh, sudah berdiri sejak 2010 dan baru melakukan produksi Nasi Jagung Instan sejak dua tahun lalu. Produksi nasi Jagung Instan tersebut dilakukan secara sederhana oleh 19 orang anggotanya. Diharapkan KWT Sri Lestari dapat terus menambah anggotanya sehingga akan lebih banyak lagi wanita-wanita yang diberdayakan dan mampu menambah pendapatan keluarga dari barbagai keterampilan yang digelutinya.

“Pemkab bersama Dinas Koperasi dan UKM akan senantiasa mensuport dan membantu menfasilitasi kebutuhan-kebutuhan apa yang diperlukan oleh masyarakat agar simpul-simpul ekonomi di masyarakat dapat terus ditingkatkan,” katanya.

Pada kesempatan tersebut, Plt Bupati Tiwi menyerahkan bantuan box kemasan dari DinkopUKM untuk produksi Nasi Jagung Instan desa Nangkod.

Ketua KWT Sri Lestari, Yuli Magfiroh menjelaskan, selain meproduksi Nasi Jagung Instan, kelompoknya juga mengembangkan produk lain seperti tiwul instan, sriping pisang, sriping talas dan pangsit kering. Untuk sriping pisang dan talas saat ini dijual tanpa merk dengan kemasan bal-balan ukuran 1 kg.

Omset terbesar berasal dari produk Nasi Jagung Instan dimana omset per Minggunya mencapai 50 – 75 kg. Produksi nasi jagung instan ini akan meningkat pada saat musim kemarau karena biasanya pesanan terhadap produk ini juga akan meningkat. Sedangkan untuk produk tiwul instan yang baru dalam tahap rintisan, produksinya baru kisaran 10 – 12 kg per Minggu.

Dikatakan Yuli, produk KWT Sri Lestari telah berhasil dipasarkan di kawasan regional Banyumas, Purbalingga, Cilacap dan Banjarnegara. Selain itu, pemasarannya juga telah merambah sejumlah supermarket di Purbalingga dan Purwokerto. Bahkan, melalui sanak saudara yang adadi luar Jawa produk Nasi Jagung Instan dengan merek dagang “Lestari” ini telah merambah wilayah Sumatera dan Kalimantan.

“Kendalanya saat memasuki musim hujan kami tidak berproduksi secara maksimal karena proses pengeringan yang masih secara alami. Seharusnya menggunakan green house sehingga suhu dan sinar bisa stabil yang akan berpengaruh pada mutu dan bau. Fasilitas ini balum kami miliki,” jelas Yuli.

Melihat potensi produk yang dikembangkan, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Drs Budi Susetyono, MPA mengaku akan memberikan fasilitasi agar kreatifitas yang ada di masyarakat terus berkembang. Untuk produk Nasi Jagung Instan tersebut, kedepan akan dikemas lebih baik lagi sesuai dengan segmentasi pasar. Karena menurut Budi, nasi jagung saat ini juga sudah menjadi tren dikalangan menengah atas dan di perkotaan. “Untuk segmen pasar atas, akan kita fasilitasi dus eksklusif dan untuk pasaran menengan dengan stiker,” katanya.

Selain itu, untuk menambah kepercayaan pasar, pihaknya juga akan memberikan fasilitasi hak merek dan sertifikat halal.

Sementara, Kepala Desa Nangkod Sahlan mengaku pemerintahan desa yang dipimpinnya sudah mulai berpihak kepada upaya pemberdayaan masyarakat. Tahun ini, melalui BUMDes Desa Nangkod membangun dua unit warung atau kios untuk masyarakat. Ternyata, lanjut Sahlan setelah dua kios itu jadi dan dimanfaatkan warga, kemudian ada 11 warga lainnya yang berkeinginan dibuatkan kios serupa untuk usaha dagang. “Rencananya pada 2019 nanti kembali akan membangun kios-kios BUMDes dengan anggaran Dana Desa,” katanya.

Selain itu, pihaknya juga tengah merintis dibangunnya kolam renang bersinergi dengan warga dan karang taruna setempat. (Hr/humas)

Tilik Desa Nangkod, Plt. Bupati Kunjungi Posyandu Lansia Karangwringin.

Tilik Desa Nangkod, Plt. Bupati Kunjungi Posyandu Lansia Karangwringin.

Plt. Bupati Tiwi saat mengunjungi Posyandu Lansia Karangwringin dalam rangkaian acara Bupati Tilik Desa di Desa Nangkod Kecamatan Kejobong, Rabu (3/10).

Salah satu kegiatan Plt. Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi, SE. B.Econ. MM. adalah program Bupati Tilik Desa. Kali ini , dirinya tilik Desa Nangkod Kecamatan Kejobong, pada Rabu (3/10) didampingi Sekretaris Daerah Kab. Purbalingga Wahyu Kontardi, SH. beserta Asisten 1, 2 dan 3 serta sejumlah pejabat OPD lainnya. Di Nangkod, Plt. Bupati Tiwi kunjungi posyandu Lansia dusun Karangwringin setelah sebelumnya melaksanakan droping air bersih bantuan dari PDAM Purbalingga.

Saat mengunjungi Posyandu Lansia dengan didampingi Kepala Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga drg. Hanung Wikantono MPPM. Plt. Bupati Tiwi menerima aspirasi Ny. Supinah yang meminta agar para lansia diberikan subsidi obat-obatan karena menurutnya selama ini di Posyandu Lansia dusun Karangwringin, para lansia hanya mengikuti timbang badan dan pengecekan kesehatan saja, tanpa pernah diberikan obat-obatan. Selain subsidi obat, Plt. Bupati juga diminta berkenan memberikan fasilitas posyandu.

Menanggapi pernyataan Ny. Supinah, drg. Hanung menyampaikan bahwa pos pelayanan terpadu hanya untuk upaya pencegahan, promosi dan prefensi, bukan merupakan pusat layanan kesehatan, apabila mengalami sakit, maka diharapkan agar berobat ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) dan dilihat sesuai kebutuhan apabila butuh rawatan, maka dirujuk dengan standard yang sudah ditentukan.

“Posyandu hanya memberikan subsidi vitamin, namun bisa dimungkinkan kebutuhan lain akan dicukupi dengan Bantuan Operasional Kesehatan termasuk kecukupan fasilitas di Posyandu lansia ini melalui Puskesmas Kecamatan Kejobong,” kata dgr. Hanung.

drg. Hanung berharap para lansia tetap semangat untuk datang rutin ke Posyandu memeriksakan kesehatannya dan apabila ditemui ada gangguan kesehatan, maka mintalah rujukan pengobatan ke Puskesmas sesuai kebutuhan.

Sebelum meninggalkan posyandu lansia , Plt. Bupati Tiwi berpesan agar para lansia tetap harus menjaga asupan makannya sebab pada umumnya orang yang telah lanjut usia banyak berpantang makan makanan tertentu karena memang sudah tidak sesuai dengan pencernaannya. Berikutnya rutin kontrol ke dokter /pusat layanan kesehatan untuk mengecek kondisi kesehatannya, karena menurutnya lebih baik mencegah daripada mengobati.

“Walaupun sudah sepuh, upayakan tetap berolahraga, walaupun hanya olahraga ringan yang penting ada gerakan badannya, dan bapak-ibu juga harus istirahat yang cukup. Mudah-mudahan dengan melaksanakan itu semua, bapak-ibu akan senantiasa terjaga kesehatannya,” kata Plt. Bupati Tiwi (t/humas)